Catatanku

bagi membaca semoga bermanfaat untuk semuanya

Catatanku

bagi membaca semoga bermanfaat untuk semuanya

Senin, 14 Mei 2018

BAB V SKRIPSI PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK PEMULUNG DALAM PEMANFATAN BARANG BEKAS USIA 10 TAHUN DI SEKOLAH ALAM TUNAS MULIA BANTAR GEBANG BEKASI

BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.    Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas di Sekolah Tunas Mulia Bantar Gebang Bekasi yaitu melalui media alat peraga. Media tersebut, antara lain berupa: kardus, dan sedotan, plastik, gunting, dan lem. Selain itu, guru juga memberikan contoh bagaimana cara membuat pola piguran bingkai foto, mainan pesawat, mainan telepon dari botol aqua, dan bros.Hal ini dilakukan guru agar siswa mudah mengerti dan memahami jenis dan manfaat barang bekas bagi kehidupan sehari-hari.
2.   
83
Media alat peraga mampu meningkatkan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas. Hal ini dapat terlihat pada prosentase peningkatan yang telah dicapai anak pada tiap siklusnya. Pada pra siklus dapat diketahui bahwa kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas hanya sebesar 50.1%. Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 15.6% yaitu menjadi 65.7%. Sementara itu, pada siklus II kembali terjadi peningkatan sebesar 18.5% sehingga menjadi 84.2%, diketahui bahwa peningkatan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas melalui media alat peraga di Sekolah Tunas Mulia Bantar Gebang Bekasi terjadi peningkatan sesuai dengan target yang telah ditetapkan bahkan melampauinya yaitu sebesar 80%, sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II.

B.   Implikasi
Implikasi dalam penelitian ini ternyata terbukti bahwa penerapan media alat peraga mampu meningkatkan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas.

C.   Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1.    Bagi sekolah diharapkan terus berupaya untuk meningkatkan fasilitas dan sarana pendukung berupa media pembelajaran terutama pada mata pelajaran kesenian agar siswa lebih termotivasi dan tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran dan imajinasi serta kreativitas anak diharapkan semakin meningkat.
2.    Bagi guru, sebaiknya guru dapat mengembangkan imajinasi anak dengan memberikan pelajaran yang lebih menarik agar siswa menjadi aktif dan kreatif. Guru tidak hanya mengajarkan secara teori namun juga dengan praktik langsung agar siswa mempunyai gambaran yang jelas bagaimana pemanfaatan barang bekas tersebut. Guru harus memonitoring perkembangan siswa dalam pemanfaatan barang bekas dan mengarahkan bagaimana pemanfaatan yang baik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik
3.    Bagi masyarakat, diharapkan mampu memberikan dukungan dan dapat bekerjasama terhadap sekolah agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Hendaknya selalu mengenalkan barang bekas kepada anak untuk dijadikan barang bermanfaat. Selalu mendorong anak dalam meningkatkan kemampuan anak dalam berpikir kritis mengenai masalah lingkungan.

4.    Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini, dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mengetahui perkembangan kreativitas anak pemulung dalam pemanfaatan barang bekas usia 10 tahun di Sekolah Alam Tunas Mulia di Bantar Gebang Bekasi.
DAFTAR PUSTAKA


Aisyah, dkk. 2008. Metode Pengajaran. Jakarta:Rineka Cipta

Al-Khalili, Abdussalam Amal. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Arikunto,Suharsimi.2013.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT Bumi Aksara
_______________.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara.

Darmawan,Deni.2013. Metode Penelitian Kuantitatif.Bandung:PT Remaja RosdaKarya

Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja RosdaKarya.


Hayati,Nur. 2013. Melejitkan Kecerdasan Anak Melalui Strategi Supportive Climate. Yogyakarta:Jurnal Pendidikan Anak. Vol. 2,No.1 dan 2:221

Idris, H.Meity.2015. Peran Guru Dalam Mengelola Keterbakatan Anak. Jakarta:PT. Luxima Metro Media

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kurniati, Euis dan Rachamawati Yeni. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Kurniawati, Ria. 2012.Terampil Mengelolah Barang Bekas. Bekasi:CV. Jabal Rohmat

Leni, Nur dan Rakhmawati Dwi. 2011.Kreasi Unik Dengan Sampah Bekas.Jakarta:Bentara Cipta Prima
Meha, Nehru. 2014.Bahan Ajar Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta:Universitas Muhammadiyah

Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Muksin, Kak. 2015. Yuk, Membuat Alat Peraga Edukatif Dari Barang Bekas. Yogyakarta:Diva Press

Muliawan,Unggah Jasa. 2016. Mengembangkan Imajinasi Dan Kreativitas Anak. Yogyakarta: Gava Media

Murdiyanto. 2007. Sikap Pemulung Terhadap Persepsi Masyarakat Di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Yogyakarta:Citra Media

Nugraha,R Ardiana.  2013. Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Pengelolaan Sampah. Jakarta: PT. Gading Inti Prima

Nursyahid, Angga Obey & Wiyono. 2013. Rahasia Mendidik Anak Cerdas Meningkatkan Daya Pikir, Kesehatan, Dan Kreatifitas Anak. Jakarta: Tugu Publisher

Sardiman. 2014. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Garfindo Persada

Soetjiningsih, Hari Christiana. Seri Psikologi Perkembangan Anak Sejak Pertumbuhan  Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif Dan R&D. Bandung:AlfaBeta

_______.2016. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif Dan R&D. Bandung: AlfaBeta

Sujiono,Bambang Dan Sujiono Nurani Yuliani. 2013. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta:PT. Indeks.

Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.

Yuliana.2016. 4 Aksi Gampang Ubah Sampah Jadi Emas.http://showbiz.liputan6.com/read/2509115/4-aksi-gampang-ubah-sampah-jadi-emas. diakses 17 Mei 2016

 

Wiriaatmadja, Rochiati, 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

ABSTRAK SKRIPSI PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK PEMULUNG DALAM PEMANFATAN BARANG BEKAS USIA 10 TAHUN DI SEKOLAH ALAM TUNAS MULIA BANTAR GEBANG BEKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Skripsi November 2017

Rena Muzdalifah (2013820002)

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK PEMULUNG DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS USIA 10 TAHUN DI SEKOLAH TUNAS MULIA BANTAR GEBANG BEKASI

xv + 86 halaman + 4 tabel + 4 gambar + 14 lampiran

ABSTRAK
Hasil pengamatan sebelum penelitian yang dilakukan anak belum memiliki kemampuan menyusun pola dari barang bekas dan masih banyak anak yang belum mengenal macam-macam bentuk kreativitas dari barang bekas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Upaya meningkatkan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas, (2) Peningkatan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas melalui alat peraga.
Penelitian dilakukan di Sekolah Alam Tunas Mulia di Bantar Gebang Bekasi. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 10 tahun (kelas V) sebanyak 27 anak. Metode yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri dari: perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observed), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data dilakukan observasi dan teknik analisis data digunakan analisis rata-rata (mean).
Hasil penelitian diketahui: (1) Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas di Sekolah Tunas Mulia Bantar Gebang Bekasi yaitu melalui media alat peraga. Selain itu, guru juga memberikan contoh bagaimana cara membuat pola piguran bingkai foto, mainan pesawat, mainan telepon dari botol aqua, dan bros, (2) Media alat peraga mampu meningkatkan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas. Pada pra siklus kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas hanya sebesar 50.1%. Siklus I terjadi peningkatan sebesar 15.6% menjadi 65.7%. Pada siklus II kembali terjadi peningkatan sebesar 18.5% sehingga menjadi 84.2%, diketahui bahwa peningkatan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas melalui media alat peraga di Sekolah Tunas Mulia Bantar Gebang Bekasi terjadi peningkatan sesuai dengan target yang telah ditetapkan 80%, penelitian dihentikan pada siklus II.

Kata kunci : Kreativitas, Anak Usia 10 Tahun, Pemanfaatan Barang Bekas


Daftar Pustaka: 29 (2006-2016)

BAB III SKRIPSI PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK PEMULUNG DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS USIA 10 TAHUN DI SEKOLAH ALAM TUNAS MULIA BANTAR GEBANG BEKASI

BAB  III
METODOLOGI PENELITIAN
                                     
A.   Tempat dan Waktu Penelitian
1.    Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Alam Tunas Mulia Bantar Gebang Bekasi Jalan Pangkalan 2 RT 002 RW 004 Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Jawa Barat.

2.    Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016  sampai dengan November  2017, dengan jadwal penelitian sebagai berikut:


















Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan
Bulan
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
Penyusunan Proposal














2
Pengajuan judul baru














3
Bab I














4
Bab II














5
Bab III














6
Instrumen














7
Riset ke Lapangan














8
Analisis data














9
Penyusunan Bab IV-V














10
Revisi Bab IV-V














11
Pelengkapan Skripsi














12
ACC untuk Sidang















B.   Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian metode Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang lebih dikenal dengan istilah PTK dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dilaksanakan guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas. Menurut Tampubolon (2014:155), PTK adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran, dan belajar dari pengalaman sendiri. Guru dapat mencoba gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Menurut Arikunto (2009:3) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan meningkatkan praktik pembelajaran berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban guru. Penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi pada sebuah kelas secara bersama.Tindakan tersebut diberikan atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan guru sebagai perencanaan dan pelaksanaan di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan menambah keahlian dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih bervariasi. Dan menghasilkan mutu pembelajaran yang lebih baik.

C.   Rancangan Tindakan 
Desainintervensi atau rancangan siklus penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart dalam Tampubolon (2014:155) PTK dari Kemmis dan Taggart adalah model spiral yang dimulai dari perencanaan (plan), kemudian pelaksanaan (act), dan pengamatan (observe) lalu terakhir refleksi (reflect). Pada siklus berikutnya, perencanaan diperbaiki berdasarkan refleksi yang telah dianalisis pada siklus sebelumnya. Berikut adalah bagan model Kemmis dan Taggart

Gambar 3.1
Alur pelaksanaan PTK Model Kemmis dan Taggart



Berdasarkan alur pelaksanaan PTK di atas, bahwa adanya perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasi) dan refleksi (reflecting).

D.   Desain dan Prosedur Tindakan
1.    Desain Tindakan
Penelitian ini dilakukan dimulai pada bulan Mei 2017 di Sekolah Tunas Mulia Bantar Gebang Bekasi.Penelitian ini dilakukan pada anak usia 10 tahun atau di kelas V yang berjumlah 27 siswa. Dalam melakukan penelitian ini peneliti dibantu oleh ibu Wahyu guru kelas V (lima)  sebagai  kolaborator,  karena mengingat jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 27 anak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan mulai dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2.

2.    Prosedur Tindakan 
Tahapan tindakan yang dilakukan peneliti adalah sesuai dengan rancangan siklus penelitian sebagai berikut:
a.    Tahap Pra Siklus
Sebelum peneliti melakukan siklus I, peneliti melakukan beberapa persiapan. Adapun persipan-persiapan tersebut antara lain:
1)    Meminta izin kepada kepala sekolah
2)    Mencari dan mengumpulkan informasi atau data siswa yang menjadi subjek dalam penelitian. Informasi atau data tersebut diperoleh dari hasil observasi langsung terhadap siswa yang menjadi subjek dalam konteks pembelajaran.
3)    Menentukan waktu pelaksanaan penelitian, yaitu pada minggu pertama sampai minggu ketiga bulan Mei. Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan, dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Siklus II dilakukan jika siklus kedua belum mencapai 80%.
4)    Mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan selama penelitian yaitu berupa barang-barang bekas yang ada di lingkungan sekitar.

b.    Siklus I
Setelah melakukan pra siklus, peneliti membuat langkah-langkah penelitian siklus I dengan tahapan sebagai berikut:
1)    Tahapan Perencanaan Tindakan (planning)
a)    Membuat satuan perencanaan tindakan yang akan diberikan kepada siswa. Satuan perencanaan disusun berdasarkan tujuan, materi, metode, media, kegiatan dan alat pengumpul data yang terbagi dalam 2 kali pertemuan dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan acuan kurikulum.
b)    Menyiapkan media dan peralatan sesuai dengan instrumen indikator penelitian.
c)    Menyiapkan alat pengumpulan data berupa lembar observasi, dan alat dokumentasi berupa kamera.
2)    Tahapan Tindakan (Acting)
Tahapan ini merupakan saat peneliti melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang sudah direncanakan Pelaksanaan ini dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu selama ± 35 menit, disesuaikan dengan jadwal belajar dari pihak sekolah.
a)    Pertemuan 1
Peneliti mempersiapkan media yang akan digunakan dengan menggunakan alat peraga, sebelum melakukan kegiatan peneliti membahas tema, pada pertemuan pertama temanya sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Setelah pembelajaran selesai, peneliti bersama-sama peserta didik melakukan tanya jawab tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan, kemudian peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi.
b)    Pertemuan 2
Sama halnya seperti dalam pertemuan ke-1, peneliti mempersiapkan media yang akan digunakan dengan menggunakan alat peraga. Selanjutnya melakukan pembahasan tema sesuai kompetensi dasar dan standar kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Setelah kegiatan selesai, peneliti dan kolaborator mengobservasi peserta didik dengan melakukan tanya jawab tentang apa yang telah diberikan dan dijelaskan oleh guru. Kemudian siswa mengerjakan tugas dan soal yang diberikan oleh guru secara kelompok Setelah pembelajaran selesai, peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi.


3)    Tahapan Pengamatan
Pada tahapan ini dilakukan observasi secara langsung dengan memakai format observasi yang telah disusun dan melakukan penilaian terhadap hasil tindakan dengan menggunakan format evaluasi yang ada. Hal ini dilakukan agar data yang didapat bersifat objektif dan tidak bias. Kolaborator mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan tersebut sesuai dengan yang direncanakan. Pengamatan dicatat dalam bentuk uraian pada lembar catatan lapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator secara langsung serta dilengkapi dengan hasil dokumentasi.
4)    Tahapan Refleksi Terhadap Tindakan (Reflecting)
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan pengamatan, peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi, terhadap tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk menganalisis ketercapaian proses pemberian tindakan  maupununtuk menganalisis faktor penyebab tidak tercapainya tindakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi yaitu peneliti membandingkan peningkatan kreativitas anak sebelum diberikan tindakan pada akhir siklus.
Selanjutnya peneliti dan kolaborator melihat kekurangan dan kemajuan siswa serta mengevaluasinya. Terakhir peneliti dan kolaborator membuat daftar hasil kemampuan yang dicapai setiap peserta didik. Hasil refleksi akan digunakan sebagai revisi tindakan siklus I apabila telah terjadi peningkatan, tetapi belum signifikan pada setiap aspeknya, maka perlu dilanjutkan pada siklus II.

c.    Siklus II
Secara umum tahapan siklus kedua sama dengan siklus pertama. Siklus kedua juga terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tindakan, dilakukan identifikasi masalah yang timbul pada siklus pertama. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan kolaborator dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus pertama. Tahapan penelitian pada siklus II meliputi:
1)      Tahapan Perencanaan Tindakan (planning)
a)    Membuat satuan perencanaan tindakan yang akan diberikan kepada siswa. Satuan perencanaan disusun berdasarkan tujuan, materi, metode, media, kegiatan dan alat pengumpul data yang terbagi dalam 2 kali pertemuan dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan acuan kurikulum.
b)    Menyiapkan media dan peralatan sesuai dengan instrumen indikator penelitian.
c)    Menyiapkan alat pengumpulan data berupa lembar observasi, dan alat dokumentasi berupa kamera.
2)    TahapanTindakan (Acting)
Tahapan ini merupakan saat peneliti melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang sudah direncanakan Pelaksanaan ini dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu selama ± 35 menit, disesuaikan dengan jadwal belajar dari pihak sekolah.
a)    Pertemuan 3
Peneliti mempersiapkan media yang akan digunakan menggunakan alat peraga, sebelum melakukan kegiatan peneliti membahas tema, pada pertemuan sebelumnya temanya sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Setelah pembelajaran selesai, peneliti bersama-sama peserta didik melakukan tanya jawab tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan, kemudian peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi.
b)    Pertemuan 4
Sama halnya seperti dalam pertemuan ke-3, peneliti mempersiapkan media yang akan digunakan dengan menggunakan alat peraga. Selanjutnya melakukan pembahasan tema sesuai kompetensi dasar dan standar kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Setelah kegiatan selesai, peneliti dan kolaborator mengobservasi peserta didik dengan melakukan tanya jawab tentang apa yang telah diberikan dan dijelaskan oleh guru. Kemudian siswa mengerjakan tugas dan soal yang diberikan oleh guru secara kelompok Setelah pembelajaran selesai, peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi.
3)    Tahapan Pengamatan
Pada tahapan ini dilakukan observasi secara langsung dengan memakai format observasi yang telah disusun dan melakukan penilaian terhadap hasil tindakan dengan menggunakan format evaluasi yang ada.Hal ini dilakukan agar data yang didapat bersifat objektif dan tidak bias. Kolaborator mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan tersebut sesuai dengan yang direncanakan. Pengamatan dicatat dalam bentuk uraian pada lembar catatan lapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator secara langsung serta dilengkapi dengan hasil dokumentasi.

4)    Tahapan Refleksi Terhadap Tindakan (Reflecting)
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan pengamatan, peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi, terhadap tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk menganalisis ketercapaian proses pemberian tindakan  maupun untuk menganalisis faktor penyebab tidak tercapainya tindakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi yaitu peneliti membandingkan perkembangan kreativitas siswa sebelum diberikan tindakan pada akhir siklus.
Selanjutnya peneliti dan kolaborator melihat kekurangan dan kemajuan siswa serta mengevaluasinya. Terakhir peneliti dan kolaborator membuat daftar hasil peningkatan kreativitas yang dicapai setiap peserta didik. Hasil refleksi akan digunakan sebagai revisi tindakan siklus II apabila telah terjadi peningkatan, tetapi belum signifikan pada setiap aspeknya, maka perlu dilanjutkan pada siklus III. 

E.   Kriteria Keberhasilan Tindakan 
Kriteria keberhasilan tindakan yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas melalui alat peraga, mengutip pendapat Menurut Utami Munandar dalam Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan (2013:177) menyebutkan ciri-ciri kreativitas anak dibagi menjadi 10 yaitu:
1.    Mempunyai daya imajinasi yang kuat
2.    Mempunyai inisiatif
3.    Mempunyai minat yang luas
4.    Mempunyai kebebasan dalam berpikir
5.    Bersifat ingin tahu
6.    Selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru
7.    Mempunyai kepercayaan diri yang kuat
8.    Penuh semangat
9.    Berani mengambil resiko
10. Berani mengemukakan pendapat dan memiliki keyakinan

F.    Sumber Data
1.    Data
Data yang disajikan ada dua jenis yaitu: (a) data proses merupakan data yang diperoleh peneliti dari proses tindakan setiap siklusnya dengan rencana yang dibuat sebelumnya. (b) data hasil merupakan data yang diperoleh peneliti dan kolaborator pada akhir siklus penelitian.

2.    Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan langsung kepada siswa kelas V Sekolah Tunas Mulia Bantar Gebang Bekasi yang berjumlah 27 orang, dalam kegiatan pembelajaran kesenian menggunakan media alat peraga dan lembar observasi penilaian, dilengkapi dengan hasil dokumentasi.

G.   Instrumen Pengumpulan Data
1.    Kisi-kisi Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk pemantauan tindakan pada dasarnya instrumen yang digunakan untuk pengamatan tentang tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini. Instrumen ini berbentuk catatan lapangan. Sementara instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian merupakan instrumen berupa lembaran pengamatan. Lembar pengamatan ini diisi dengan cara memberi tanda centang (√) pada setiap yang tampak pada objek penelitian.
            Instrumen penelitian ini terdiri dari 10 indikator. Aspek yang diamati meliputi: 1) anak mempunyai daya imajinasi yang kuat, 2) anak mempunyai inisiatif, 3) anak mempunyai minat yang luas, 4) anak mempunyai kebebasan dalam berpikir, 5) anak bersifat ingin tahu, 6) anak selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, 7) anak mempunyai kepercayaan diri yang kuat, 8) anak penuh semangat, 9) anak berani mengambil resiko, dan 10) anak berani mengemukakan pendapat dan memiliki keyakinan.


a.    Observasi
Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Menurut Margono (2009:173), observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap yang tampak pada objek penelitian.
Tindakan observasi dilakukan guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kondisi yang ada pada objek, penelitian yang dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator.     
Tabel 3.4
Lembar Observasi
No
Indikator
A
B
C
D
Rata-rata
1
Anak mempunyai daya imajinasi yang kuat





2
Anak mempunyai inisiatif





3
Anak mempunyai minat yang luas





4
Anak mempunyai kebebasan dalam berpikir





5
Anak bersifat ingin tahu





6
Anak selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru





7
Anak mempunyai kepercayaan diri yang kuat





8
Anak penuh semangat





9
Anak berani mengambil resiko





10
Anak berani mengemukakan pendapat dan memiliki keyakinan






Jumlah






Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia, dengan kriteria:
A  = Sangat baik (4)
B  = Baik (3)
C  = Cukup Baik (2)
D  = Kurang Baik (1)           
b.    Dokumen
Dokumen adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai pemberi atau pengumpul bukti dan keterangan mengenai penelitian, dokumen yang dimaksud diantaranya: lembar instrumen penelitian, hasil catatan lapangan, dan hasil dokumentasi (foto dan video). Menurut Goetz dan LeComp dalam Kunandar (2011:185), dokumen menyangkut para partisipan penelitian akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar. Jadi dokumen adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai pemberi atau pengumpul bukti atau keterangan mengenai penelitian. Dokumen yang dimaksud diantaranya: (1) data peserta didik, (2) lembar instrumen penelitian, (3) hasil catatan lapangan, (4) lembar kerja siswa, (5) hasil dokumentasi yang tercetak maupun yang terekam.

H.   Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam Penelitian Tindakan Kelas, sebab menganalisa berarti mengidentifikasi dan mengetahui keberhasilan penelitian. Dengan menganalisa dapat fokus dengan penelitian yaitu meningkatkan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun (kelas V) dalam pemanfaatan barang bekas menggunakan media alat peraga, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan perbaikan dalam pembelajaran yang menjadi fokus yang terjadi selama pelaksanaan pada setiap siklusnya.
Data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi kemudian ditulis ulang, dipaparkan semuanya, kemudian dipilah-pilah sesuai fokus penelitian. Setelah melalui proses analisis maka akan diperoleh data yang valid, kemudian data tersebut disimpulkan dan dimaknai. Target ketercapaian penelitian ini adalah 80% dengan pengolahan nilai rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut: 
1.    Perhitungan Nilai Rata-rata
                                 Jumlah Nilai Siswa
Nilai rata-rata = ---------------------------------
                                     Indikator

Skor maksimum = Nilai Skor Tertinggi Siswa x Indikator
 





2.    Perhitungan Prosentase

                               Jumlah Nilai Siswa
Prosentase = ------------------------------------- x 100 %
Skor Maksimum