Catatanku

bagi membaca semoga bermanfaat untuk semuanya

Catatanku

bagi membaca semoga bermanfaat untuk semuanya

Senin, 14 Mei 2018

BAB II SKRIPSI PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK PEMULUNG DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS USIA 10 TAHUN DI SEKOLAH ALAM TUNAS MULIA BANTAR GEBANG BEKASI


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.        Kajian Teori
1.     Hakekat kreativitas Anak
a.      Pengertian Kreativitas
Kreativitas secara umum adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan yang telah ada sebelumnya. Kemampuan kreativitas ini dapat terwujud dalam berbagai macam bentuk. Mulai dari kreatrivitas melukis, menggambar, merangkai bentuk, memodifikasi mesin, merangkai pesawat mekanis, memudukan seni dan keindahan, rancang bangun arsitektur, seni mematung batu dan kayu, sampai mendaur ulang barang bekas. Pada akhirnya berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi memicu pengembangan kreativitas berikut ini kami sajikan beberapa pengertian kreativitas yang dikemukakan oleh pendapat di atas sesuai dengan pendapat Guilford. 
Menurut Guilford dalam Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak (2005:25) Kreativitas adalah sistem dari beberapa kemampuan antaranya 1) kelancaran berbicara, 2) kecepatan berpikir, 3) keluwesan spontanitas, 4) orisinalitas selanjutnya Menurut Havvel dalam Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak (2005:25) kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk membuat komposisi atau sistem yang baru.
Menurut James J. Gallagher dalamYeni Rachmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak (2010:12) kreatifitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu. Lebih lanjut Menurut Supriyadi dalam Yeni Rachmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak (2010:12) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
Menurut Clarkl Monstakis dalam Yeni Rachmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak (2010:12) mengatakan bahwa kreativitas merupakan pengalaman dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri dan orang lain.
Menurut Mayesty dalam Yuliani Nurani Sujiono & Bambang Sujiono,Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (2013:39) menyatakan bahwa anak-anak secara alamiah pada dasarnya kreatif, ini berarti bahwa apa yang mereka lakukan adalah unik dan berguna bagi diri mereka sendiri bahkan juga berguna bagi orang lain. Selanjutnya Menurut Rhodes dalam Yuliani Nurani Sujiono & Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (2013:39) menjelaskan bahwa pengembangan kreatifitas pada diri seseorang dapat dilakukan melalui pendekatan 4P, yaitu Person (Pribadi), dimana tindakan kretif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan; Process (Proses) dimana langkah-langkah proses kreatif dimulai dari tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi; Press (Dorongan) berupa dorongan internal dan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis; Product (Hasil Akhir) yang ditandai dengan orisinalitas kebaruan, dan kebermaknaan, dan teramati (observable).
Menurut utami Munandar dalam Meity H. Idris, Peran Guru dalam Mengelola Keberbakatan Anak (2015:144) mengemukakan kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berpikir. Selanjutnya Menurut Hurlock dalam Meity H. Idris, Peran Guru dalam Mengelola Keberbakatan Anak (2015:145), mengemukakan kreativitas adalah proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru.
Menurut Rogers dalam Wiyono & Obey Angga Nursyahid,  Rahasia Mendidik Anak Cerdas (2013:129) mengemukakan kretivitas adalah suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya di lain pihak.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa kreativitas adalah suatu pengembangan sistem pengembangan pola yang baru berdasarkan karya yang bagus dan dapat diterima di masyarakat luas.
b.     Teori-Teori Kreatifitas
Teori Piaget Kreativitas
Temukan piaget adalah mengembangkan pemikiran anak-anak berkaitan dengan logika. Ketika mempelajari perkembangan anak-anak usia kurang dari 10-12 tahun belum dapat menggunakan kaidah-kaidah logika dalam pemikirannya piaget juga menemukan bahwa pemikiran anak itu merupakan struktur mengintegrasikan (dari unit-unit yang tidak dapat diisolasikan) yang perangkat dasarnya dapat dideskripsikan menurut logika misalnya piaget menemukan bahwa struktur mental remaja ditandai oleh operasi logika tentang diduksi. Piaget bermaksud menemukan sejauh mana hubungan pikiran dan logika konsep ini jelas sangat berbeda dengan konsep-konsep tentang intellegences  yang sudah dikembangkan dalam psikologi
Tahap perkembangan kognitif piaget juga meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga dewasa. Dalam hal ini piaget membagi tahap perkembangan kognitif manusia menjadi 4 tahap, yaitu tahap sensori-motorik (sejak lahir sampai usia 2 tahun),  tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional (usia 7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas).
Menurut Teori Piaget dalam Christiana Hari Soetjining, Perkembangan Anak sejak Pembuahan Sampai dengan kanak-kanak (2012:259) mengemukakan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, diantaranya :
1)     Menggunakan pendekatan konstruktif dalam belajar. Menurut Piaget anak anak belajar dengan baik bila mereka aktif dan mencari solusi secara mandiri.
2)     Melakukan pelajaran fasilitatif mempertimbangkan pengetahuan dan tingkat pemikiran anak
3)     Mempertimbangkan pengetahuan dan tingkat pemikiran anak
4)     Menggunakan penilaian yang berkesinambungan
5)     Meningkatkan kesehatan intelektual murid
6)     Mengubah ruang kelas menjadi ruang ekpsolarasi dan penemuan.
Teori Konstruktivisme Kreativitas
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah kontruksi (bentukan) kita sendiri. Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang ada tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu kontruksi kogntif kenyataan melalui seseorang. Bettencourt dalam Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (2014:37) menyimpulkan bahwa kontruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu (Iih. Paul Suparno dalam Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (2014:37). Menurut pandangan dan teori kontruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk menrekontruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain.
Beberapa ciri atau prinsip dalam belajar (Iih.Paul Suparno,1997 dalam Sardiman A.M,  Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (2014:38) yang menjelaskan sebagai berikut :
1)  Belajar berarti mencari makna. Makna di ciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat dengar, rasakan dan alami
2)  Kontruksi makna adalah proses yang terus menerus
3)  Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta tetapimerupakan pengembangan pemikiran dengan membuat     pengertian baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
4)  Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.
5)  Hasil belajar seseorang tergantung apa yang telah diketahui, sisubjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang di pelajari.
Menurut teori konstruktivisme belajar adalah kegiatan yang aktif dimana subjek belajar membangun diri sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari.
c.    Macam-macam Kreativitas
Dalam dunia pendidikan proses pengembangan imajinasi dan kreativitas anak menjadi elemen utama untuk meningkatkan kecerdasan dan interlektual anak  kita harus mengenal terlebih dahulu tentang Macam-macam Kreativitas. Menurut Jasa Ungguh Mulia, Mengembangkan Imajinasi dan Kreativitas Anak (2016:05) macam-macam terbagi menjadi 3 yaitu: kreativitas motorik, kreativitas imajinatif, kreativitas intelektual dan kreativitas gabungan.
Kreativitas motorik adalah jenis kreativitas seseorang yang berhubungan dengan kemampuan menciptakan suatu bentuk baru yang berasal dari kegiatan fisik. Contohnya gerak unik dari para seniman tari, gerak refleks tubuh para olahragawan, pembuatan kerajinan tangan dari kayu, batu atau bahan lainnya, dan seterusnya.
Kreativitas imajinatif adalah jenis kreativitas seseorang yang berhubungan erat dengan kemampuan mengkhayal yang dimiliki dan dituangkan dalam bentuk seni contohnya: seniman gambar, kartunis, musisi, seniman sastra, photographer, atau novelis.
Kreativitas intelektual adalah salah satu jenis kreativitas yang didominasi pembentukannya oleh kemampuan akal piker dan rasionalitas manusia. Selain bersifat imajinatif, kreativitas intelektual biasanya dapat diwujudkan dalam bentuk nyata dalam kreatifitas imajinatif. Contohnya paling nyata dari kreativitas intelektual adalah terciptanya teknologi. Mulai dari teknologi sederhana semisl sepeda, sampai pada teknologi super canggih pesawat ruang angkasa.
Sedangkan kreativitas gabungan adalah jenis kreatifitas yang tercipta sebagai bentuk kombinasi kemampuan berpikir rasional, imajinatif dan bergerak yang dimiliki. Pada dataran konkrit memang harus diakui bahwa setiap jenis kreativitas tidak bisa berdiri sendiri dalam arti terpisah tanpa melibatkan unsur yang lain. Contohnya kreativitas motorik. Kreativitas motorik tidak mungkin berjalan sendiri tanpa melibatkan kemampuan imajinasi dan berpikir yang dimiliki.
d.    Faktor-faktor Pemicu Kreativitas
Setiap bentuk kreativitas selalu tercipta menurut ukuran minimal 3 kriteria tersebut bila ditelusuri berdasarkan asal-usulnya unsur kreativitas sebenarnya juga merupakan akumulasi (penggabungan antara kebutuhan hidup, kesenangan imajinatif dan kemampuan intektual yang dituangkan dalam bentuk nyata melalui daya karya cipta motorik manusia. Oleh sebab itu unsur kreativitas melekat kebersamaan dengan keberadaan dirinya sebagai manusia di muka bumi. Menurut Jasa Unggah Muliawan, Mengembangakn Imajinasi dan Kreativitas Anak (2016:05) Faktor pemicu pembentukan kreativitas ada 4 yaitu :
1)     Kemampuan Berimajinasi
Unsur pemicu pembentukan kreativitas adalah kemampuan imajinasi. Kemampuan imajinasi terbagi menjadi dua yaitu imajinasi rasional dan imajinasi fiktif.
Imajinasi rasional adalah imajinasi yang memiliki karakteristik ilmiah. Sedangkan imajinasi fiktif adalah imajinasi yang tidak memiliki karakteristik ilmiah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara empiris.
2)     Kapasitas Memori/Pengetahuan
Unsur pemicu pembentukan kreativitas berikut nya adalah kapasitas memori dan data pengetahuan yang dimiliki. Suatu proses penggabungan atau modifikasi tidak ada akan bisa dilakukan jika tidak ada objek yang atau dimodifikasi.ini merupakan ketentuan pokok dari suatu proses kerja yang disebut penggabungan atau modifikasi.
Kapasitas memori pengetahuan yang dimiliki merupakan modal dasar proses penggabungan dan modifikasi yang dilakukan untuk satu penciptaan kreativitas. Sedikit banyaknya data memori pengetahuan yang dimiliki menjadi penentu sedikit banyaknya penggabungan dan modifikasi yang dapat dilakukan
3)     Logika Akal Sehat
Unsur pemicu pembentukan kreativitas berikutnya adalah logika akal sehat. Memang harus diakui bahwa unsur pemicu pembentukan utama kreativitas adalah kekuatan imajinasi dan intuisi yang dimiliki seseorang. Tetapi kekuatan imajinasi dan intuisi tersebut tetap saja akan menjadi sebuah bayangan abstrak dari suatu ide baru sebelum dapat diwujudkan dalam bentuk nyata.
4)     Keterampilan Motorik
Unsur pemicu pembentukan kreativitas yang terakhir adalah keterampilan motorik. Keterampilan motorik berhubungan erat dengan kemampuan seseorang mewujudkan ide kreatif yang dimiliki kedalam dunia nyata. Bentuknya banyak. Mulai dari kerajinan tangan, pembuatan patung seni rupa, motif ukiran ornamen kayu  atau desain interior lain, refleksi suara hati menggunakan komposisi warna, penggambaran objek imajinasi ke dalam bentuk lukisan dan seterus nya. Semua itu membutuhkan keterampilan motorik.
Keterampilan motorik sebagian besar berasal dari bakat alami yang dimiliki. Namun sebagaian yang lain dapat dibentuk melalui latihan-latihan dan pembiasaan yang diulang-ulang. Keterampilan motorik yang berhubungan dengan kreativitas pada umumnya memiliki nilai seni dan nuasa eksotis yang berbeda. Kadang juga elegan dan penuh wibawa. Untuk beberapa bentuk seni kreativitas lain memberi nuasa religius. 
e.    Ciri-ciri Anak Kreatif
Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami ciri-cirinya. Upaya menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas hanya mungkin dilakukan jika kita memahami terlebih dahulu sifat-sifat kemampuan kreatif dan iklim lingkungan yang mengitarinya.
Supriadi dalam Yeni Rachmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak (2010:15) mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif, dan nonkognitif. Ciri-ciri kognitif diantaranya orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran dan elaborasi. Sedangkan ciri non kognitif diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif.
Menurut  Ayan dalam Yeni Rachmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak (2010:16) ciri kreativitas anak sebagai berikut:
2.        Banyak akal                              25. Berlebihan
3.        Berpikir terbuka                        26. Bersemangat
4.        Bersifat spontan                       27. Bingung
5.        Cakap                                        28. Cerdas
6.        Dinamis                                     29. Fleksibel
7.        Giat dan rajin                            30. Gigih 
8.        Idealis                                        31. Impulsif
9.        Ingin tahu                                  32. Introver
10.     Jenaka                                       33. Keras kepala
11.     Kritis                                           34. Linglung
12.     Mampu Menyesuiakan Diri.   35. Mandiri
13.     Memecah belah                       36. Naluri Petualang
14.     Menjauhkan diri                       37. Mudah bergerak
15.     Orisinal Atau Unik                   38. Pemberontak
16.     Pemurung                                 39. Pengamat
17.     Penuh Daya Cipta                   40. Penuh humor
18.     Penuh pengertian                   41. Percaya Diri
19.     Selalu Sibuk                             42.  Sensitif
20.     Sinis                                           43. Skeptis
21.     Sulit ditebak                              44. Tegang
22.     Tekun                                         45. Tidak Toleran
23.     Toleransi terhadap risiko.

Menurut Utami Munandar dalam Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan (2013:177) menyebutkan ciri-ciri kreativitas anak dibagi menjadi 10 yaitu:
1.     Mempunyai daya imajinasi yang kuat
2.     Mempunyai inisiatif
3.     Mempunyai minat yang luas
4.     Mempunyai kebebasan dalam berpikir
5.     Bersifat ingin tahu
6.     Selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru
7.     Mempunyai kepercayaan diri yang kuat
8.     Penuh semangat
9.     Berani mengambil resiko
10.  Berani mengemukakan pendapat dan memiliki keyakinan
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa ciri-ciri kreativitas anak adalah terdiri dari beberapa bagian atau proses dalam peningkatan kreativitas.


2.  Hakikat  Pemulung
a.      Pengertian Pemulung
Pemulung merupakan orang yang hidup dalam suatu kondisi miskin, hal ini terjadi disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan (minimnya tingkat pendidikan) maupun keterampilan yang mereka miliki. Para pemulung pada umumnya memiliki norma-norma dan nilai kehidupan yang tidak sesuai dengan norma kehidupan yang ada di dalam masyarakat. Pada dasarnya pemulung sebenarnya memiliki pekerjaan yang tetap, yaitu mengumpulkan barang-brang bekas untuk dijual atau didaur ulang kembali membuat kerajinan tangan untuk mendapatkan nilai jual yang tinggi di pasaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Murdiyanto, Sikap Pemulung Terhadap Persepsi Masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2007:10) Pemulung berasal dari katape dan pulung. Jadi memulung artinya mengumpulkan barang-barang bekas (limbah yang terbuang sebagai sampah) untuk di manfaatkan kembali. Sedangkan pemulung adalah orang yang pekerjaannya memulung, yaitu orang yang mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut serta memanfaatkan barang-barang bekas untuk kemudian menjualnya kepada pengusaha yang akan mengelolahnya kembali menjadi barang komoditi baru atau lain (Team Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Murdiyanto, Sikap Pemulung Terhadap Persepsi Masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2007:10).
Menurut Y. Argo Twikromo, 1999: 74 dalam Murdiyanto, Sikap Pemulung Terhadap Persepsi Masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2007:10) mengemukakan bahwa pemulung adalah mencari, menemukan, memilih, menyeleksi, mengumpulkan, menata dan mengepak barang-barang bekas (rongsongkan) yang telah dibuang di tempat-tempat pembuangan sampah, ataupun di tempat-tempat sekitar rumah penduduk. Dengan demikian barang tersebut sudah dianggap tidak berguna lagi oleh warga masyarakat, akan tetapi menurut pemulung barang tersebut masih memiliki nilai ekonomis untuk dijual.
   Menurut Parsudi Suparlan dalam Murdiyanto, Sikap Pemulung Terhadap Persepsi Masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2007:10) menjelaskan pemulung adalah sekelompok manusia yang terpaksa melakukan pekerjaaan mengais barang-barang rongsongkan yang masih bernilai ekonomis di tempat-tempat pembuangan sampah, atau pinggir jalan lantaran kesempatan bagi mereka dalam struktur ekonomi kota kurang, dan sumber daya manusia tidak kompetitif dalam struktur ekonomi kota mereka tersisih dari kehidupan kota.
Menurut Murdiyanto, Sikap Pemulung Terhadap Persepsi Masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2007:10), mengemukakan pemulung adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan cara memungut dan mengumpulkan barang-barang bekas yang berada di tempat pemukiman penduduk, pertokoan dan atau pasar-pasar yang bermaksud untuk didaur ulang atau dijual kembali, sehingga memiliki nilai ekonomis.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa pemulung adalah orang-orang yang bekerja mencari danmengumpulkan sampah atau barang bekas yang masih dapat dimanfaatkan dengan baik bagi masyarakat dan memiliki nilai jual yang tinggi.
3.  Hakikat Daur Ulang Sampah
a.      Pengertian Daur Ulang Sampah
Daur ulang secara umum adalah sampah atau barang-barang yang tidak terpakai bisa digunakan kembali.  Adapun jenis sampah daur  ulang bermacam-macam berupa plastik, kertas ,alumunium, besi, baja bahan tersebut  bisa diolah kembali dalam bentuk berbagai jenis kebutuhan. Berdasarkan pengertian daur ulang menurut para ahli sebagai berikut :
Menurut Ria Kurniawatin, Terampilan Mengelola Barang Bekas (2012:02) mengemukakan daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilihan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk/material bekas pakai dan komponen utama dalam manjanemen sampah modern, yaitu 4R (Reuse,Reduce,  Recycle and Replace).
1)    Reduce (mengurangi), yakni upayakan meminimalisi barang atau material yang kita pergunakan.
2)    Reuse (menggunakan kembali), yakni pilihlah barang yang bisa dipakai kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai (disposable).
3)    Recycle (mendaur ulang), yaitu barang yang sudah tidak berguna lagi bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.
4)    Replace (mengganti), yakni mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Selain itu menggunakan barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya mengganti kantong keresek dengan keranjang bila berbelanja, dan menghindari penggunaan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa terdegradasi secara alami.
Menurut  Adrian R. Nugraha, Menyelamatkan Lingkungan Hidup dengan Pengelolaan Sampah (2010: 67), menyatakan bahwa daur ulang (Recycling) adalah proses  pengumpulan  dan penggunaan kembali material-material daripada membuangnya menjadi sampah. Sampah dapat mencemari lingkungan dan mambahayakan kesehatan. Sampah juga menyebabkan timbulnya banjir. Akan tetapi, melalui daur ulang, sampah dapat diolah lagi menjadi barang yang berguna. Daur ulang sampah adalah proses pengolahan kembali barang-barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna. Mendaur ulang sampah di masyarakat dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain mendaur ulang  sampah secara manual dan mendaur ulang  dilakukan oleh pabrik.
Sampah yang didaur ulang secara manual biasanya berasal dari benda-benda, misalnya plastik, kertas, karton, besi, tembaga, tulang, kaca, dan lain sebagainya. Pendaurulangan yang dilakukan oleh pabrik juga memerlukan bahan baku yang berasal dari plastik, kaca, besi, kertas, tembaga, tulang, tergantung dari hasil produksi dari pabrik yang bersangkutan.
b.      Pemanfaatan Sampah
Pemanfaatan sampah ialah dengan mengkonversi sampah tersebut menjadi bahan yang berguna secara efesien dan ekonomis dengan dampak lingkungan yang minimal.
1)    Pemanfaatan Sampah kardus
Kardus adalah sejenis bahan terbuat dari kertas dan bahannya sangat efisien mudah di lekuk serta rentan terhadap air, kardus juga bisa diolah kembali atau dibuat kerajinan yang sangat bermanfaat. Ada pun menurut para ahli sebagai berikut:
Menurut Dwi Rakhmawati & Nur Leni, Kreasi Unik dengan Sampah Kertas (2011: 9) Kardus bisa di ubah menjadi karya yang unik dan menarik
a)    Kotak kado cantik
Kardus bekas sepatu bisa di manfaatkan menjadi kotak kado yang cantik jika ada seseorang yang berulang tahun kodak kado yang cantik bisa digunakan untuk kotak asesoris,alat tulis maupun untuk menyimpan mainan anak.
b)    Jadwal Pelajaran yang cantik
            Kardus bisa dijadikan menjadi kreasi jadwal pelajaran yang akan menghiasi kamar belajar misalnya jadwal les piano, jadwal pelajaran, dan lainnya.
c)    Menu makan kreasi sendiri
            Kreasi ini adalah memodifikasi pajangan menu yang biasa terdapat di meja-meja restoran dengan bahan kardus bisa juga untuk warung makan diri sendiri.
d)    Piguran gantung
            apakah anda mempunyai foto kenangan dengan teman anda atau foto keluarga bisa di gunakan dengan bahan kardus bekas bentuk serta besarnya pun bisa di sesuaikan dengan keinginan anda.
2)    Pemanfaatan Sampah Koran
Kertas koran adalah sampah yang mudah terbakar rentan terhadap air tapi sangat besar manfaatnya untuk di jadikan bahan kerajinan tangan berupa baju, tas. Adapun menurut para ahli sebagai berikut:
Menurut Dwi Rakhmawati & Nur Leni, Kreasi Unik dengan Sampah Kertas (2011:35) Sampah koran bisa di ubah menjadi barang yang unik dan menarik yaitu:

a)    Amplop
Kertas koran bisa digunakan untuk amplop misalnya di hari raya idul fitri adapun fungsi amplop mengirim surat untuk pengarsipan serta sekolah yang banyak memerlukan amplop.
b)    Kipas angin anti keringat
Apakah anda akhir-akhir ini merasakan panas dan banyak orang yang kegerahan keringat pun menetes tanpa bisa di tolak karya kipas ini bisa menjadi alternatif bahannya sederhana hanya dari koran bekas saja.
c)     Wayang komik
Wayang merupakan kekayaan berharga dari bangsa kita ini wayang komik bisa di buat dengan suatu keahlian yang sederhana dan bahannya pun sederhana yaitu dengan koran bekas.
3)    Pemanfaatan Sampah Botol Air Mineral
Botol air mineral adalah tempat air minum kemasan setelah airnya habis di minum bisa kita kumpulkan untuk dijual atau di jadikan kerajinan tangan berupa vas bunga, tempat pensil,dan tempat tanaman. Adapun menurut para ahli sebagai berikut:
Menurut Kak Muksin, Kreasi Unik dengan Sampah Kertas (2015: 22) Botol air minum bekas bisa di ubah menjadi barang yang unik dan menarik yaitu:
a)    Pot tanaman
Tanah di Jakarta umumnya mulai menyempit dikarenakan pembangunan dan  kita memerlukan sekali tanaman disekitar kita adapun cara mudahnya adalah membuat pot dari botol air mineral.
b)    Vas bunga
Agar di kamar terlihat asri dan alami maka dibuat asli maka kita membuat kerajinan vas bunga agar terlihat cantik membuatnya sangat mudah sekali hanya dengan menggunakan botol air mineral.
c)    Bisa di buat mainan anak
Umumnya anak sangat menyukai mainan yang bervariasi dan berwarna ada acara sederhana yaitu dengan botol air mineral bekas bisa dijadikan mainan boneka.
d)    Celengan cantik dan unik
Sejak dini diharuskan kita menabung ada cara menabung dengan sederhana yaitu dengan mengggunakan botol air mineral bekas bisa di buat dengan pilihan unik.
4.  Perkembangan Anak Usia 10 Tahun
a.      Tingkat Perkembangan Kreatifitas Anak Usia SD 10 Tahun
Pada perkembangan anak (sekolah dasar SD)  Usia 7-11 tahun pada saat ini akan dapat berfikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa Piaget juga menyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga dewasa dalam hal ini Menurut Desmita, psikologi perkembangan peserta didik (2014:101) Piaget membagi tahap perkembangan kognitif manusia menjadi 4 tahap:
1)     Tahap sensori-motorik (sejak lahir sampai usia 2 tahun)
2)     Tahap pra-operasional (usia 2 tahun sampai 7 tahun)
3)     Tahap kongkrit-operasional (usia 7 tahun sampai11 tahun)
4)     Tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas).
Perkembangan kreativitas usia 10-12 tahun merupakan sebuah konsep yang majemuk dan multi dimensional sehingga sulit didefinisikan secara operasional definisi sederhana yang sering digunakan secara luas tentang kreativitas adalah kemampuan menciptakaan sesuatu yang baru wujudnya adalah tindakan manusia melalui proses kreatif dalam benak orang atau sekelompok orang produk-produk kreatif tercipta contohnya matematika, ilmu pengetahuan, musik, puisi, cerita pendek, seni patung, kerajinan tangan, photographer dan lain-lain. Menurut Kuper & Kuper dalam Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan (2013:176) bentuk produk kreatif tersebut ada sifat dasar yang sama yaitu keberadaannya yang baru belum pernah ada sebelumnya sifat baru itulah yang menandai produk, proses atau orang kreatif. Sifat baru ini juga belum ada juga sebelumnya.
Produk yang memiliki sifat baru sebagai hasil kombinasi beberapa produk yang sudah ada sebelumnya suatu produk yang bersifat baru sebagai hasil pembaharuan (inovasi) pengembangan evolusi dari yang hal yang sudah ada
Nashori dan Mucharam, dalam Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan (2013:176), dalam dunia pendidikan terhadap kreativitas sebagai salah satu aspek dari fungsi kognitif yang berperan dalam prestasi anak di sekolah bermula dari pidato (J.P.Guilford,1950) dalam Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan (2013:176) menegaskan bahwa kreativitas perlu dikembangkan melalui jalur pendidikan guna mengembangkan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan seni.
Berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa perkembangan kreativitas anak usia 10-12 tahun adalah masa produktif dalam hal belajar dan berkreasi untuk dikembangkan ketingkatan yang lebih tinggi secara kualitatif.
b.      Psikologi Perkembangan anak usia 10 tahun
Menurut para ahli psikologi perkembangan anak usia 10 tahun menyebutkan usia sekolah dasar, yaitu saat anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan berbagai keterampilan disekolah. Masa ini merupakan masa pembentukan kebiasaan dorongan berprestasi yang cenderung menetap sampai dewasa sehingga disebut juga masa kritis dalam dorongan berprestasi.
Menurut piaget dalam Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan (2013:176) pada usia 10-12 tahun anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis. Sedangkan menurut Santrockdalam Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan (2013:176) apabila dikuasai dengan baik, maka keterampilan-keterampilan fisik ini dapat menjadi sumber kenikmatan dan prestasi yang besar bagi anak-anak. Pada keterampilan motoric kasar  yang melibatkan otot-otot besar, umumnya anak laki-laki lebih cekatan/mengungguli anak perempuan
Menurut Akhmad Sudrajat  dalam Nehru Meha, Bahan Ajar Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan (2014:01), mengemukakan ‘perkembangan’ dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis,progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami setiap individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
   Menurut Hurlock dalam Christiana Hari Soetjining, Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-Kanak (2012:265) mengemukakan bahwa masa Ini sering disebut sebagai usia kelompok Karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman, meningkatkan keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok dan akan merasa kesepian dan tidak puas bila bersama teman-temannya. Sedangkah menurut Chaplin dalam Nehru Meha, Bahan Ajar Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan (2014:02) mengartikan perkembangan sebagai (1) perubahan yang bersinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrase dari bagian-bagian jasmaniah kedalam bagian-bagian fungsional, (4)  kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Kesimpulan dari para ahli di atas perkembangan anak usia 10-12 tahun adalah sebagai perubahan-perubahan yang dialami setiap individu menuju tingkat kedewasaan dan bisa memecahkan masalahnya dengan sendiri memiliki keterampilan serta kreativitas untuk membangun diri sendiri.

B. Kerangka Berfikir
Masih banyak peserta didik yang belum memahami dan belum mengerti membuat pola kerajinan tangan ditambah minimnya daya berpikir untuk menyerap apa yang diajarkan guru pembimbing ini disebabkan kehidupan sosialnya yang sangat rendah sehingga diperlukan proses dalam sistem pembelajarannya yang efektif. Salah satunya media atau alat peraga yang digunakan guru pembimbing agar kegiatan pembelajaran berjalan efektif. Selain iut, lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah sangat erat kaitannya dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam meningkatan perkembangan anak itu sendiri.
Berdasarkan permasalahan dan landasan teori yang digunakan, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Bagan 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
 










C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut: penggunaan alat peraga mampu meningkatkan kreativitas anak pemulung usia 10 tahun dalam pemanfaatan barang bekas di Sekolah Tunas Mulia Bantar Gebang Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar