Catatanku

bagi membaca semoga bermanfaat untuk semuanya

Catatanku

bagi membaca semoga bermanfaat untuk semuanya

Jumat, 12 Juni 2015

Kurikulum Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Pelaksanaan Kurikulum dalam Bimbingan bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan anak bukan sebaliknya. Oleh karena itu sekolah hendaknya memberikan kesempatan kurikuler yang disesuaikan dengan anak yang memiliki bermacam-macam kemampuan dan minat. Anak berkebutuhan khusus akan lebih baik memperoleh pembelajaran tambahan dalam konteks kurikulum reguler, bukan kurikulum yang berbeda. Prinsip yang dijadikan pedoman harus memberikan pendidikan yang sama kepada semua anak, dengan memberikan bantuan dan dukungan tambahan bagi anak yang memerlukannya.
Pendidikan seyogyanya berisi hal-hal yang menimbulkan kesanggupan untuk mencapai standar yang lebih tinggi dan memenuhi kebutuhan individu demi memungkinkannya berpartisipasi secara penuh. Dalam pembangunan pengajaran akan lebih baik jika dihubungkan dengan pengalaman siswa sendiri dan dikaitkan dengan hal-hal yang praktis agar mereka lebih termotivasi. Bagi anak berkebutuhan khusus disediakan dukungan yang berkesinambungan yang berkisar dari bantuan minimal di kelas reguler hingga program pelajaran tambahan di sekolah itu dan bila perlu diperluas dengan penyediaan bantuan dari Guru kelas, assistant, pendamping (sesuai kebutuhan ), dan guru pendukung.
Program Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus
Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif maka sekolah bagi anak berkebutuhan khusus membuat program bimbingan untuk kemajuan pendidikan anak.  Sesuai kebutuhannya maka ada baiknya sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan untuk memotivasi anak dalam menambah pengalaman.
  1. Kegiatan Sekolah
    1. Mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengevaluasi kegiatan khusus sekolah, yaitu: open house, porseni, special week
    2. Catatan: mengajar library time
    3. Kegiatan Siswa
      1. Field trip 2x dalam 1 semester
      2. Narasumber sesuai dengan kebutuhan dan tema
      3. Assembly 1x dalam seminggu, berdasarkan jadual dan dilakukan secara bergiliran
      4. Hiking  (untuk special need) 1 bulan sekali
      5. Ekskul
      6. Special week 1 kali per semester
      7. Pertandingan di dalam atau ke luar sekolah
      8. Learning Support
      9. Profil Kelas
Satu kelas terdiri dari :
  1. Murid maksimal 25 anak
  2. Guru kelas, assistant, pendamping (sesuai kebutuhan ), dan guru pendukung
  3. Penilaian
    1. Penilaian Afektif (Pemberian respon, sikap, apresiasi, minat)
    2. Kehadiran siswa
    3. Perhatian terhadap guru
    4. Sikap terhadap tugas, teman, orang  tua
Metode Pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus
Dalam mengajar sesuatu pada anak berkebutuhan khusus, adalah penting untuk memilih strategi pengajaran tertentu yang dianggap paling efektif untuk anak tertentu. Pemilihan ini akan tergantung pada gaya belajar dan materi yang diajarkan. Berikut berbagai metode pengajaran yang umumnya digunakan oleh guru anak berkebutuhan khusus.
1. Communication (komunikasi)
Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi baik siswa antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat mencakup keterampilan verbal dan non-verbal, serta berbagai jenis simbol (katr, faco, gambar).
2. Task Analisis (menganalisis tugas)
Analisis tugas adalah prosedur dimana tugas-tugas dipecah kedalam rangkaian komponen-komponen langkah atau bagian kecil satu tujuan akhir atau sasaran. Analisis tugas dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus dilakukan ke dalam indikator-indikator kompetensi.  Analisis tugas untuk menentukan daftar kompetensi. Berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru di sekolah sebagai tenaga professional, yang pada giliranya ditentukan kompetensi-kompetensi apa yang diperlukan , sehingga dapat pula diketahui apakah seorang siswa telah melakukan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang dituntut kepadanya. Kompetensi dasar berfungsi untuk mengarahkan guru dan fasilitator mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran.
3. Direct Instruction (mengintruksi)
Intruksi langsung adalah metode pengajaran yang menggunakan pendekatan selangkah-selangkah yang terstruktur dengan cermat, dalam instruksi atau perintah. Metode ini memberikan pengalaman belajar yang positif dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk berprestasi. Pelajaran disampaikan dalam bentuk yang mudah dipelajari sehingga anak mencapai keberhasilan pada setiap tahap pembelajaran. Sintaknya adalah orientasi, Prsentasi,  latihan terstruktur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi.
4. Prompts
Prompt adalah setiap bantuan yang diberikan pada anak untuk menghasilkan respon yang benar. Prompts memberikan anak informasi tambahan atau bantuan untuk menjalankan instruksi.
Adapun jenis prompts adalah sebagai berikut:
a. Verbal Prompts
Bentuk informasi verbal yang memberikan tambahan pada instruksi tugas. Instruksi memberi tahu anak apa yang harus dilakukannya
b. Modelling
Modelling adalah memberi tahu anak apa yang harus dilakukannya atau bagaimana melakukannya dengan mendemonstrasikan tugas.
c. Gestural Prompts
Gestural Prompts adalah bantuan dalam bentuk isyarat dapat mencakup tangan, lengan, muka, atau gerakan tubuh lainnya yang dapat mengkomunikasikan informasi visual special spesifik.
d. Physical Prompts
Physical Prompts adalah melibatkan kontak fisik, physical prompts digunakan hanya bila prompts yang lain tidak memberikan informasi cukup pada anak untuk mengerjakan tugas atau bila anak belum sampai mengembangkan kemampuan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
e. Peer Tuturial
Peer tutorial adalah dimana seorang siswa yang mampu (pandai) dipasangkan dengan temannya yang mengalami kesulitan/hambatan. Didalam pemasangan seperti ini siswa yang mampu bertindak sebagai tutor (pengajar).
f. Cooperative Learning
Cooperative learning merupakan salah satu cara yang paling efektif dan menyenangkan untuk mengarahkan beberapa siswa dengan berbagai derajat kemampuan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan salah satu tugas. Cooperative learning mengembangkan lingkungan yang positif dan mendukung, yang mendorong penghargaan pada diri sendiri, menghargai pendapat orang lain dan menerima perbedaan individu.

Nama : Rena Muzdalifah
Nim : 2013820002
Dosen : Dirgantara wicaksono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar