Pendidikan
Umum
I. PENGERTIAN DAN
FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN
A. Pengertian
Pendidikan
Dalam mengetahui arti pendidikan, ada
dua istilah yang biasanya diginakan dalam pendidikan. Yaitu Paedagogi yang berarti pendidikan, dan paedagogiayang berarti ilmu pendidikan. Tetapi, ada
juga yang menjelaskan, untuk mengetahui pengertian pendidikan, ada dua istilah
yang berkaitan, yaituPaedagogie yang berarti
pendidikan, dan Paedagogik yang berarti Ilmu
pendidikan. Tetapi, kesimpulannya pendidikan adalah yang menyelidiki,
merenungkan, tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.
Walaupun, pada dasarnya,
pendidikan berasal dari kata Paedagogia (Yunani)
yang bermakna pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan Paedagogos adalah seorang pelayan (bujang) pada
jaman yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak dari
sekolah. Paedagogos berasal dari kata paedos (anak)
dan agoge (saya membimbing; memimpin)
B. Faktor-Faktor
Pendidikan
1. Faktor
Tujuan
Faktor tujuan menjelaskan bahwa
pendidikan adalah perbuatan mendidik merupakan perbuatan yang bertujuan.
Tetapi, menurut Langeveld dalam bukunya Baknopte Teoritische Pedagogik membedakan
tujuan pendidikan menjadi: 1) Tujuan Umum, 2) Tujuan tidak sempurna atau tidak
lengkap, 3) Tujuan Sementara, 4) Tujuan Perantara, 5) Tujuan Insidental.
2. Faktor
Pendidik
Pendidik adalah orang yang sudah dewasa,
karena mereka harus membawa anak pada tingkat kedewasaan. Pendidik dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu pendidik menurut kodrat; Orang tua dan Pendidik menurut jabatan; Guru.
3. Faktor
Anak Didik
Anak didik yaitu orang yang belum
dewasa, dan masih menjadi tanggung jawab pendidik.
4. Faktor
Alat-Alat Pendidik
Untuk mencapai tujuan, perlu adanya
alat-alat. Bentuk alat-alat pendidik yaitu perintah, larangan, nasihat,
hukuman, dan hadiah. Yang itu semua harus ada ketika proses pendidikan. Dan
dapat disimpulkan bahwa alat-alat pendidik adalah perbuatan atau situasi yang
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
5. Faktor
Alam Sekitar
Alam sekitar atau Milieu mencakup lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adapun faktor ini terdiri dari lingkungan fisis, lingkungan teknis, dan
lingkungan sosiokultural. Maka lingkungan merupakan pembatas pendidikan.
II. TEORI-TEORI
PENDIDIKAN
A. Aliran-Aliran
Pendidikan
1. Nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer
(1788-1880) ahli pikir jerman. Dan didukung Prof. Heymans. Aliran ini berasal
dari kata Natives yang berarti pembawaan. Maka aliran ini mengatakan bahwa
pendidikan tidak dapat mempengaruhi perkembangan manusia, atau manusia itu
tidak dapat dididik. Karena yang menjadikan seseorang menjadi dewasa adalah
bawaan dari diri seseorang itu sendiri.
2. Empirisme
Aliran ini bertolak belakang dengan
Nativisme. Tokohnya adalah John Locke, psikolog dan paedagoog dari bangsa
Inggris. Aliran ini mengatakan bahwa manusia terlahir dengan jiwa yang masih
kosong, dan diibaratkan kertas yang masih putih. Dan pendidikanlah yang menjadi
coretan dalam kertas tadi. Jadi, disimpulkan bahwa, kecerdasan atau kedewasaan
seseorang dipengaruhi oleh sejauh mana mereka mencari pengalaman.
3. Konvergensi
Tokoh utamanya adalam Wiliam Stren.
Aliran ini adalah penggabungan antara Nativisme dan Empirisme. Yaitu mengatakan
bahwa kecerdasan atau kedewasaan seorang anak akan didapatkan selain dari faktor
bawaan, juga didapatkan dari proses pengalaman. Jadi, keduanya berbanding lurus
untuk mencapai kedewasaan.
B. Teori-Teori
Pendidikan
1. Behaviorisme
Teori
ini mengatakan bahwa untuk menjadi ilmu pengetahuan, psikologi harus
memfokuskan perhatiannya pada sesuatu yang bisa diteliti lingkungan dan
perilaku daripada fokus pada apa yang tersedia dalam individu
persepsi-persepsi, pikiran-pikiran, berbagai citra, perasaan, dan sebagainya.
2. Kognitivisme
Teori ini memiliki asumsi filosofis,
yaitu the way in which we learn. Pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh pemikiran. Inilah yang disebut dengan filosofi Rasionalisme.
Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam
menafsirkan peristiwa/kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori ini
berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimana orang-orang berfikir. Aliran ini
menjelaskan juga bagaimana belajar terjadi dan menjelaskan secara alami
kegiatan mental internal dalam diri kita
3. Teori
Konstruktivisme
Teori ini mengatakan bahwa mengetahui
bermakna mengetahui bagaimana membuat sesuatu. Ini berarti bahwa seseorang itu
baru mengetahui sesuatu jika ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang
membangun sesuatu itu. keterkaitannya dengan pembelajaran menurut teori ini
yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan
siswa itu sendiri
4.Teori Belajar
Humanistik
Pada dasarnya, teori ini memiliki tujuan
belajar untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu, proses belajar dapat
dianggap berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Dengan kata lain, si pembelajar dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat-laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya
III. DASAR DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
A.
Dasar Pendidikan
1. Dasar
Pendidikan Umum
Dalam pendidikan, secara umum didasari
sebuah cita-cita atau tujuan apa yang dia ingin dapatkan. Baik dari segi agama,
nilai-nilai hidup, ataupun yang lainnya. Adapun, dasar pendidikan antara
lain sebagai berikut,
a) Manusia adalah ciptaan
Tuhan. Hingga memiliki tujuan memuji nama Tuhan, melaksanakan tugas dari
pada-Nya.
b) Manusia adalah insan
yang memiliki kedudukan dan tugas yang sama. Hingga bertujuan melakukan tugas
kemanusiaan, membangun kebahagiaan umat manusia.
c) Manusia hidup
mengelompok menurut bangsa dan negara. Tujuan, membentuk warga negara yang
baik. Bertanggung jawab, menciptakan masyarakat adil dan makmur.
d) Manusia hidup
bermasyarakat. Tujuan, menjadi anggota masyarakat yang baik.
e) Manusia adalah makhluk
moral. Tujuan, hidup sehat jasmani dan rohani.
2. Dasar
Pendidikan Indonesia
Adapun, dasar pendidikan di Indonesia
adalam pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Karena dalam UUD 1945 dijelaskan
bahwa tujuan Negara Indonesia salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
B. Tujuan
Pendidikan
Pada dasarnya Pendidikan mempunyai
tujuan yakni pendewasaan. Tetapi, dapat dibebedakan tujuan pendidikan sebagai
berikut,
1. Tujuan Umum (tujuan yang umum atau
total). Yaitu kedewasaan anak didik.
2. Tujuan khusus (pengkhususan tujuan
umum), yaitu kedewasaan anak didik yang didapatkan dari kita melihat pembawaan
ank itu sendiri, lingkungan keluarga, tujuan anak didik tersebut, diri anak
didik, tugas lembaga pendidikan, tugas bangsa dan umat manusia.
3. Tujuan tak Lengkap
(masih terpisah-pisah), yaitu berkaitan dengan kepribadian manusa dari satu
aspek saja, berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu. Misal, kesusilaan,
keagamaanm keindahan, kemasyarakatan, pengetahuan, dsb.
4. Tujuan Sementara, yaitu titik-titik
perhatian sementara yang dijadikan persiapan untuk menuju pada tujuan umum.
5.Tujuan Insidental adalah tujuan yang
terpisah dari tujuan umum, tetapi terkadang mengambil bagian dalam menuju ke
tujuan umum. Tujuan ini bisa muncul tiba-tiba, sesuai kondisi. Atau dengan kata
lain kondisional.
6. Tujuan Intermedier yaitu tujuan
yang berkaitan dengan penguasaan sesuatu pengetahuan atau keterampilan demi
tercapai tujuan sementara. Misal, anak belajar membaca dsb.
IV. ASPEK-ASPEK
PENDIDIKAN
A. Aspek
Pendidikan Agama
Aspek ini mempunyai dasar bahwa manusia
merupakan homoreligious, oleh karena itu, mempunyai tujuan membentuk manusia
yang beragama atau berkepribadian religious. Adapun pembentukan manusia
beragama ini mencakup pembentukan kesadaran, sikap mental positif, dan
perbuatan religious.
B. Aspek
Pendidikan Moral atau Kesusilaan
Aspek ini didasari bahwa manusia sebagai
makhluk ethis atau beretika, oleh karena itu, bertujuan membentuk manusia
susila. Adapun pembentukan sikap moral mencakup terbentuknya sikap positif
terhadap keindahan dan dapat menciptakan keindahan.
C. Aspek
Pendidikan Kesenian
Didasari bahwa manusia sebagai makhluk
estetis. Bertujuan membentuk manusia estetis. Adapun pembentukan sikap estetis
mencakup dapat menikmati keindahan, sikap positif terhadap keindahan, dan dapat
menciptakan keindahan.
D. Aspek
Pendidikan Sosial
Didasari oleh manusia sebagai makhluk
sosial (homohomoni socious). Karena itu, bertujuan membentuk anak menjadi
manusia sosial.
E. Aspek
Pendidikan Kewarganegaraan
Didasari manusia sebagai zoon politicon,
sadar politik, sadar sebagai warganegara. Tujuan, membentuk manusia menjadi
insan politik (tahu hak dan kewajiban) sebagai warga negara.
F. Aspek
Pendidikan Kecerdasan
Didasari manusia sebagai homo sapiens.
Tujuan, membentuk manusia cerdas atau tajam otaknya dan sikap jiwa ilmiyah
(scientific attitude).
G. Aspek
Pendidikan Vak atau Keterampilan
Didasari manusia sebagai makhluk yang
memiliki kemampuan tangan untuk menciptakan sesuatu. Bertujuan, mewujudkan
keseimbangan antara head, heart, dan hand.
H. Aspek
Pendidikan Jasmani
Didasari manusia sebagai makhluk biologi
(mens sana in corporesano). Tujuan, membina atau memperkembangkan fisik supaya
sehat dan kuat.
V. LEMBAGA PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan adalah suatu badan
tempat berlangsungnya proses pendidikan. Adapun
lembaga pendidikan terbagi menjadi tiga, yaitu:
A.
Lembaga Pendidikan
Formal
1.
Sekolah
Lembaga
pendidikan dikatakan formal karena diadakan di sekolah/tempat tertentu, teratur
sistematis, mempunyai jenjang, dan dalam kurun waktu tertentu, serta
berlangsung mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi, berdasarkan aturan resmi
yang telah ditetapkan. Pada umumnya, lembaga pendidikan formal adalah tempat
yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah
umtuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.
Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala
aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum.
2.
Jenjang lembaga pendidikan formal
Berawal
dari Pendidikan Dasar, yang terdiri dari TK dan SD. Dilanjutkan ke Pendidikan
Menengah (Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah tingkat atas),
dan ketika sudah dijalankan semua barulah pada jenjang terakhir yakni Pendidikan
Tinggi.
3.
Jenis Lembaga Pendidikan Formal
Terbagi
dalam dua jenis, yakni Umum (SMA, SMP, SD, TK) dan Kejuruan (SMK, STM, SMEA,
MA, MTs, MI, RA). Yang kesemuanya itu nantinya akan menuju Pendidikan Tinggi.
4.
Tujuan pengadaan pendidikan Formal
a) Tempat sumber Ilmu
Pengetahuan
b) Tempat untuk
mengembangkan bangsa.
c) Tempat untuk
menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting guna bekal kehidupan di
masyarakat sehingga siap pakai.
B.
Lembaga Pendidikan Non Formal
Lembaga pendidikan non formal sering
disebut pendidikan luar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang
diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana diluar kegiatan
persekolahan. Komponen-komponen pendidikan harus disediakan sesuai dengan
keadaan anak didik agar hasilnya memuaskan. Adapun komponen tersebut meliputi,
a) Guru atau tenaga
pengajar atau pembimbing atau tutor.
b) Fasilitas
c) Cara menyampaikan atau
metoda
d) Waktu yang
dipergunakan
Bidang pendidikan Non
Formal
Menurut surat keputusan menteri Dep.
Dik.Bud. nomor: 079/O/1975 tanggal 17 April 1975, bidang pendidikan non-formal
meliputi,
a) Pendidikan Masyarakat
b) Keolahragaan
c) Pembinaan generasi
muda.
C.
Lembaga Pendidikan In Formal
Pendidikan ini berlangsung ditengah
keluarga. Namun, mungkin juga bisa terjadi diluar lingkungan keluarga atau disekitar
lingkungan keluarga, seperti perusahaan, pasar, terminal, dan lain-lain yang
berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu. Pendidikan ini tidak menggunakan
pengorganisasian yang ketat dan tanpa ada batas waktu, dan tanpa adanya
evaluasi.
VI. GURU SEBAGAI
PENDIDIKa) Syarat-Syarat
Guru yang Baik
1)
Guru yang baik memiliki persyaratan sebagai berikut,
2)
Berizajah
3)
Sehat jasmani dan rohani
4)
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
5)
Bertanggung jawab
6)
Berjiwa Nasional
b) Sikap dan Sifat Guru yang Baik
Ø Guru harus berlaku adil
Ø Harus dipercaya dan
mencintai murid-muridnya
Ø Harus sabar dan rela
berkorban
Ø Harus mempunyai wibawa
(gezag) terhadap anak didik
Ø Guru hendaklah orang
penggembira
Ø Harus bersikap baik
terhadap guru lain
Ø Bersikap baik terhadap
masyarakat
Ø Harus menguasai benar
mata pelajarannya
Ø Harus menyukai mata
pelajaran yang diberikannya
Ø Hendaklah
berpengetahuan luas.
Ciri-Ciri
Guru Profesional
1) Menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan
2) Menjalani persiapan
profesional yang memadai
3) Selalu berusaha
menambah pengetahuannya
4) Memiliki kode etik
jabatan
5) Memiliki keaktifan
intelektual untuk menjawab permasalahan setiap adanya perubahan.
6) Selalu ingin belajar
mendalami suatu bidang keahlian
7) Memandang jabatannya
sebagai karir hidup (a life career)
8) Menjadi anggota suatu
organisasi profesi (kelompok kepala sekolah, pemilik sekolah, guru mata
pelajaran tertentu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar